Kunjuan Museum Penerangan

Kunjungan ke-5 Study Tour Kelas VIII SMP Negeri 2 Nglipar pada hari Selasa, 24 April 2018 pada pukul 10.00-11.30 WIB di Museum Penerangan. Museum ini dibangun di lingkungan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta dengan menempati area seluas 10.850 m2 dan luas bangunanannya 3.980 m2. Pembangunan ini atas prakarsa dari Ibu Tien Soeharto dan diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden Soeharto. Bentuk bangunan berupa bintang bersudut lima sebagai lambang Pancasila dan lima penyangga unsur penerangan. Pada bagian depan museum saat kita masuk halaman akan menjumpai tugu yang menyangga lambang penerangan “api nan tak kunjung padam” yang dikelilingi oleh patung juru penerang sebanyak lima buah serta air mancur. Pertemuan antara air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah menjadi lambang hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat dan media masa. Bangunan terdiri atas tiga lantai yang menggambarkan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Puncak gedung berbentuk silinder juga bermakna dan mencitrakan kenthongan sebagai bentuk penerangan tradisional sedangkan penyangga menara antena sebagai bentuk penerangan modern.



Sejarah penerangan sejak pergerakan nasional hingga sekarang dapat dilihat di museum tersebut. Hal ini digambarkan dengan beberapa koleksi yang ada diantaranya yang ditata dluar gedung berupa kendaraan yang dipakai Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk siaran luar, mobil panggung penerangan, mobil unit sinerama PFN, mobil siaran luar Radio Republik Indonesia (RRI) dan mobil siaran luar TVRI yang dipakai pertama kali untuk meliput Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1962. Mobil tersebut adalah inventaris pertama diawal berdirinya TVRI.



Saat memasuki gedung lantai pertama koleksi museum yang dapat kita saksikan adalah benda-benda yang memiliki nilai sejarah informasi dan komunikasi dari film, radio, televisi, media tatap muka, media tradisional, serta perkembangan media pers dan grafika. Sebanyak 17 patung setengah badan beberapa tokoh informasi dan komunikasi juga menjadi koleksi Museum Penerangan. Empat Diorama kecil ikut melengkapi yang menggambarkan penerangan dibidang “Pependes”, pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulan bencana alam dan klompencapir. Koleksi lain berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh Kraton Surakarta, kamera perekam kabinet RI pertama, Radio Oemoem tahun 1040 dan lain sebagainya. Sarana pendukung di lantai satu adalah perpustakaan dan teater mini dengan daya tampung 60 orang sebagai media informasi secara audio visual dan pemutaran film dokumenter. Pada lantai 2 kita akan menjumpai relief sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 meter yang menggambarkan sejarah penerangan Indonesia selama 5 periode. Tujuh diorama memberikan gambaran kegiatan penerangan dalam membangkitkan nasionalisme, menyatukan bangsa dan mengisi kemerdekaan, termasuk percetakan koran Retno Dhoemilah. Koleksi lain berupa lukisan wajah Dr. Wahidin Soedirohusodo karya Sumidjo dengan ukuran 8 x 7 meter yang mendapatkan rekor MURI sebagai lukisan terbesar. Lantai tiga berisikan tiga studio mini PFN, studio mini RRI, TVRI dan display foto transparan. Di tempat ini terdapat display peran serta masyarakat yang turut serta dalam pengembangan museum.


Kegiatan

Berita

Copyright © 2019 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunungkidul